Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit.
1. Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
Bentuk tubuh atau morfologi ikan erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita lihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) ikan tersebut. Dengan melihat morfologi ikan maka kita akan dapat mengelompok-ngelompokan ikan/hewan air, dimana sistem atau caranya mengelompokan ikan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi ikan. Dengan demikian, maka sistematika atau taksonomi ini merupakan ilmu yang digunakan untuk mengklasifikasikan ikan/hewan air atau hewan lainnya.
1. Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari luar. Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut.
Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya.
Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling umum kita kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip; dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan “paru-paru”.
Ikan
Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian kepala, badan dan ekor (Gambar 1), namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut berbeda-beda tergantung jenis ikannya (perhatikan morfologi ikan pada Gambar 3) . Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah:
2. Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
3. Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet, dan sebagainya.
Pada sistematika/taksonomi ini, ada tiga pekerjaan yang biasa dilakukan, yakni identifikasi, klasifikasi dan pengamatan evolusi. Pada identifikasi yaitu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies untuk selanjutnya memberi nama ilmiahnya sehingga dapat diakui oleh para ahli di seluruh dunia. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa pada saat kita melakukan identifikasi sama halnya dengan kita melakukan analisis. Setelah melakukan identifikasi selanjutnya melakukan klasifikasi, pada tahap ini dilakukan penyususnan kategori-kategori yang lebih tinggi dan menetapkan ciri-cirinya sehingga pada akhirnya akan diketemukan klasifikasinya. Dengan melihat hal ini, maka dapat dikatakan bahwa klasifikasi merupakan taraf untuk melakukan sintesis. Adapun pada penelitian terjadinya spesies dan pengamatan terhadap faktor-faktor evolusi, bertujuan untuk mengetahui pembentukan spesies lain yang sudah ada dan menelaah kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan di kemudian hari. Untuk mencapai tujuan ini maka dilakukan penelaahan kemungkinan terjadinya perubahan pada saat terjadi perubahan kondisi dan menelaah faktor pendorong dan penghambat perubahan tersebut. Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk badan, mulut, cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna badan dan atau bagian-bagian badan tersebut.
1. Bentuk tubuh ikan
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yakni ikan yang bersifat
a. Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kanannya
b. Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya
a. Simetri bilateral
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:
1 Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh seperti yang tertera pada Gambar 4
2 Picak/depres yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya (Gambar 5)
3 Cerutu/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya (Gambar 6)
4 Ular/sidat yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular (Gambar 7)
5 Tali/filiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali (Gambar 8)
6 Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai pita (Gambar 9)
7 Panah/sagittiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah (Gambar 10)
8 Bola/globiform yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola (Gambar 11)
9 Kotak/ostraciform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak (Gambar 12)
b.Non simetri bilateral
Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan lidah
2. Bentuk Mulut Ikan
Ada beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut ikan antara jenis ikan satu dengan jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis makanan yang dimakannya. Secara umum ada empat jenis mulut ikan yaitu:
1. Bentuk seperti tabung (tube like)
2. Bentuk seperti paruh (beak like)
3. Bentuk seperti gergaji (saw like)
4. Bentuk seperti terompet
Mulut Dapat Disembul dan Tidak
Berdasarkan dapat tidaknya disembulkan, mulut ikan dibedakan menjadi 2, yakni:
1. Dapat disembulkan (Gambar 16)
2. Tidak dapat disembulkan
Posisi Mulut
Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yakni
1. Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung (Gambar 17)
2. Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung (Gambar 18)
3. Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung (Gambar 19)
Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung (Gambar 20
3. Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan Gambar 3 sampai dengan Gambar 20. Dari semua sirip-sirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada berjenis-jenis ikan adalah sirip ekor. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor (Gambar 1-20 dan Gambar 21), yakni:
2. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
3. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki)
4. Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
5. Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy)
6. Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp)
7. Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus)
8. Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp)
9. Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus)
10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp)
4. Linealateralis (LL)
Kalau kita perhatikan morfologi ikan, kita eringkali mendapatkan ada semacam garis titik-titik pada ikan yang dikenal dengan istilah lineateralis (LL). Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi.
Selain hal tersebut di atas, ikan seringkali mempunyai ciri-ciri khusus, dalam hal ini ada ikan yan mempunyai finlet, skut atau kil dengan definisi sebagai berikut.
• Finlet adalah sirip-sirip kecil yang terdapat di belakang sirip punggung dan sirip belakang (dubur), contohnya akan kita dapati pada ikan kembung (Rastrelliger sp) (Gambar 22)
• Skut adalah kelopak tebal pada bagian perut atau bagian pangkal ekor ikan selar (Caranx sp) (Gambar 23)
• Kil adalah rigi-rigi yang puncaknya meruncing dan terdapat pada pada batang ekor, seperti yang terdapat pada ikan tongkol (Gambar 24)
• Sirip lunak (adipose fin) adalah sirip tambahan berupa lapisan lemak yang ada di belakang sirip punggung atau sirip belakang seperti pada ikan jambal (Ketengus sp) (Gambar 25)
5. Ciri Meristik dan Ciri Morfometrik
Dalam menentukan identifikasi seringkali kita melakukan pengukuran-pengukuran dan penghitungan yang dikenal dengan ciri meristik dan morfometrik. Adapun yang dimaksud dengan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh tertentu seperti jumlah jari-jari keras dan jumlah jari-jari lemah pada sirip punggung, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh seperti panjang total, panjang kepala, dan sebagainya. Adapun ukuran yang biasa dilakukan pada ikan (Gambar 26) adalah
• Panjang total yakni jarak antara ujung kepala yang terdepan (biasanya ujung rahang terdepan) dengan ujung sirip ekor paling belakang
• Panjang baku adalah jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan pelipatan pangkal sirip ekor
• Panjang ke pangkal cabang sirip ekor yakni jarak antara ujung kepala terdepan dengan lekuk cabang sirip ekor
• Tinggi badan yakni ukuran tertinggi antara dorsal dengan ventral
• Panjang kepala adalah jarak antara ujung kepala terdepan dengan ujung operkulum terbelakang
Krustase
Hewan air yang bernilai ekonomis penting adalah udang, kepiting dan lobster yang termasuk pada Kelas Krustase. Krustase berasal dari kata crusta yang berarti cangkang keras. Dalam hal ini krustase mempunyai eksoskeleton (kerangka luar) dari bahan kitin yang keras. Kelas Krustase ini merupakan satu-satunya klas dari filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di lingkungan perairan, khususnya di laut. Kelas Krustase ini merupakan satu-satunya kelas dari Filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di lingkungan perairan. Adapun morfologi udang (tubuh udang) terdiri dari kepala, toraks dan abdomen, namun antaranya kepala dan toraks bersatu dan gabungan keduanya dinamakan sefalotoraks; sehingga tubuh udang hanya terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks diselaputi oleh karapas yang menyelubungi baik bagian dorsal dan laterial. Pada sefalotoraks terdapat antena dan antenula yang berfungsi sebagai indera (sensori), mata majemuk yang bertangkai dan dapat digerakan, mulut, mandibula dan insang. Selain itu juga terdapat kaki jalan sebanyak lima pasang. Kaki jalan ini juga disebut pereiopod.
Di bagian abdomen udang terdapat kaki renang yang sering disebut plepoid; plepoid ini berfungsi untuk berenang. Dan di bagian ujung terdapat telson dan urorod yang berfungsi untuk berenang. Tepat dibawah telson terdapat lubang anus yang berfungsi untuk melakukan ekskresi.
Sabtu, 26 Maret 2011
morfologi dan anatomi pisces
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar